Kamis, 10 September 2009

Cerita pendek
Sebuah Pembelajaran Dalam Perjuangan

Si kecil itu akhirnya tumbuh menjadi seorang gadis 22 tahun yang penuh semangat. SD, SMP, SMA, hingga kini dia berada di sebuah tugas akhir yang akan menentukan kapan dia akan memperoleh gelar sarjana. Sebuah gelar yang akan menambah dua atau diga huruf di belakang namanya. Gelar itu pula yang akan menjadikan kedua orang tuanya merasa bangga. Bertambahnya huruf dibelakang namanya, bertambah pula sebuah beban yang akan dia pikul nantinya. Kini tugas akhir menjadi focus hidupnya saat ini. Berlari kesana kemari hingga menyebrang ke berbagai universitas demi sebuah referensi. Lelah dan letih tak mampu dia rasakan. Setiap hari tak ada kata bosan untuk memanjatkan doa. Setiap malam dia selalu terbangun untuk bertahajud dan kemudian meneruskan pekerjaannya. Tiap kali dia dikecewakan oleh janji yang tak pasti. Mungkin pembimbing memiliki keperluan lain yang mendesak, itu pikir positifnya. Sempat ada kata Down di jiwanya, namun berkat teman-teman dan keluarga serta masa depan akhirny semangatnya bangkit lagi. 6 bulan sudah dia berkutat dengan computer. Akhirnya senyum lega itu muncul. Gelar sarjana dan comluade mampu dia raih. Sujud syukur dia panjatkan. Kini pekerjaan besar menghadangnya.
“pekerjaan” , sebuah tujuan setelah bertahun-tahun menempuh bangku sekolah. Mendapatkan pekerjaan setelah lulus merupakan impian semua orang. Kini setelah ijazah dia pegang, langkah kakinya mulai mengejar cita-cita. Menjadi seorang ahli di bidangnya, itu impian besarnya. Satu minggu, dua minggu hingga satu bulan impian itu belum dia raih. Panggilan kerja sebenarnya pernah dia dapatkan, namun pekerjaan itu jauh dari ilmunya. Jika dia mengambilnya, dia takut tidak ada waktu untuk tetap mencari pekerjaan sesuai ilmunya. Pikiran dan hati yang tak menyatu mulai berkecambuk dalam dirinya. Setiap kali dia ragu untuk mengambil pekerjaan itu, dia selalu meminta petunjuk pada yang di atas. Entah kenapa Dia selalu menolak pekerjaan yang datang. Namun kata semangat tetap terucap olehnya. Hingga beberapa bulan akhirnya ada kata menyerah sempat terlintas. Semua lowongan kerja sudah dia daftar. Panggilan test kerja hingga luar kota dia datangi, namun ALLAH SWT belum mempertemukannya dengan impiannya itu. Berusaha dan berdoa serta tawakal sudah dia lakukan. Beberapa temannya banyak yang bernasib seperti dia dan mereka mulai menyerah dengan keadaan. Namun dalam hati dia sangat yakin bahwa cita-citakan pasti akan tercapai. Untuk mengisi kekosongan waktu akhirnya dia mencoba berwirausaha. Dengan demikian dia tetap memiliki waktu untuk mengejar cita-citanya. Mengaplikasikan ilmu di dunia kerja adalah cita-cita besarnya. Akhirnya wirausaha itu mulai menunjukkan hasil. Apakah ini pekerjaan yang telah diberikanNya untukku?, sebuah pertanyaan dalam hatinya. Usaha kecil-kecilan yang sangat jauh dari aplikatif ilmu di perkuliahnya akhirnya menjadi usaha yang menjanjikan. Namun dalam hati dia tetap memohon untuk diberi kesempatan mengaplikasikan ilmunya di dunia kerja. Dia tidak ingin menyia-nyiakan biaya mahal yang dikeluarkan oleh kedua orangtuanya untuk menhkuliahkannya di universitas negeri. Karena kesempatan itu tak kunjung datang juga, akhirnya dia mengapikasikan ilmu itu dengan cuma-Cuma. Menjadi volounter di bidangnya. Usahanya kini mampu menyerap banyak tenaga kerja di sekitarnya. Selain itu dia mencoba mengaplikasikan ilmunya di sebuah LSM. Meskipun hanya mendapatkan honor yang habis untuk biaya transport, dengan iklas dia lakukan. Akhirnya dia memiliki banyak link yang berhubungan dengan ilmunya. Secara tak sengaja dia mahir dalam memberikan ide-ide, setelah terbiasa menjadi volounter. Hingga ada sebuah proyek besar dibidang ilmunya muncul. Dalam proyek itu tak di sebutkan gaji yang akan dia berikan. Dia mencoba mengirimkan ide-idenya lewat proposal dan mengirimkannya. Dia sudah berniat untuk menumbangkan idenya meskipun nantinya hanya Cuma-Cuma. Karena dia yakin meskipun dia tak mendapatkan uang untuk menyambung hidupnya namun mendapatkan pahala adalah sebuah penghargaan besar baginya. Tak di sangka tak di duga, dia mendapatkan telp untuk membicarakan ide yang dia kirimkan dalam proyek besar itu. Akhirnya dia ditunjukk sebagai ketua pelaksana proyek itu. Tak hanya itu saja, gaji yang akan dia dapatkan cukup besar. setelah proyek berakhir nantinya dia tetap akan dapat bekerja di perusahaan itu sebagi konsultan di bidang ilmu yang dia dapatkan. Wirausaha yang dia jalankan tetap berjalan dan kini dia mendapatkan pekerjaan yang mulia dan mapan. Sebuah pekerjaan yang bisa membantu manusia dan menyelamatkan lingkungan. Kini doanya telah terjawab. Ternyata Allah SWT ingin menunjukkan padanya bahwa, bahwa bekerja demi mengaplikaiskan ilmu adalah lebih baik daripada hanya sekedar mendapatkan uang. Selalu sabar dan percaya itu adalah pembelajaran yang dia ambil. Kini dia menjadi seorang kosultan terkenal. Ilmunya mampu dia kembangkan demi pekerjaan yang mulia. Sebuah pekerjaan yang tak kan pernah merugikan orang lain.

Cerita ini saya persembahkan untuk teman-temanku yang sedang berjuang demi cita-citanya dan bagi para pembaca.