Minggu, 27 Juli 2008


MENDAKI PUNCAK ARGO PILOSO “GUNUNG MURIA”

Hanya cerita saja kok,,,

Aku (swa), dika, adil, dhani, ila dan pindi memulai pendakian dari rejenu. Saat itu kami belum tahu jalur sama sekali. Sebenarnya kami meminta bantuan anak UMK untuk menjadi penunjuk arah, tapi…..apa boleh buat mereka ternyata masih ada acara pelantikan sehingga hanya menemani kami sampai Rejenu saja. mereka hanya memberithau jalurnya. Kita disarankan untuk memulai pendakian besuk pagi saja dan kita hanya mengikuti jalan yang sudah ada. Kemudian kira0kira pukul 22.00 anak UMK (Supri dan arif) berpamitan. Malam itu kami mendirikan dum di situ dan berencana memulai pendakian jam 02.00. sambil menikmati malam kami bermain poker sampai pukul 23.00, karena kami harus istirahat untuk menghimpun tenaga buat pendakian. Dhani dan adil tidur di luar dum layaknya satpam, yang women tidur di tenda. Kemudian pukul 01.30 aku bangun dan membangunkan mereka untuk bersiap-siap. Dum pun kami lipat kembali. Setelah selesai mengepack barang kami bersiap untuk berangkat. Sebelum berangkat tidak lupa kami berdoa bersama. Kami pun berangkat. Apa yang kudapati……………………ternyata gunung yang tidak lebih tinggi dari gunung Unggaran tersebut memiliki jalur yang lumayan membuat napas kami ngos-ngosan. Jalur pertama langsung ngetrek naik. Tapi kami saling menanti. Medan yang paling keren yaitu yang 900 setinggi 2 m…..buzett,,,,,medannya bisa buat climbing. Gimana tidak? Untuk naik kami seakan-akan harus memegang poin yang bisa untuk naik. Kami saling membantu dan berpegangan tangan jika hamper sampai di atas. Setelah medan itu kami mendapati medan yang penuh dengan akar, naik dan licin karena banyak lumut dan kanan-kiri jurang. Wowwww…..aku hanya bisa berkata demikian. Aku paling suka tantangan, tetaoi aku mengkhawatirkan dika yang beru perdana naik dan ila. Tapi untunglah ada adil yang membackup dika, sementara ila bersamaku, pindi dan dhani. Dengan hati-hati kami naik. Yang anehnya lagi ketika hamper sampai puncak kami menemukan pohon pisang dan bamboo. Ketika sampai disitu serasa bukan pendakian tetapi main ke kebun…he…he, di situ kami bertemu rombongan Bapak-bapak yang sedang memotong pohon bamboo untuk diambil airnya. Kami pun mencobanya juga. Ternyata air yang tersimpan di ruas-ruas bamboo terasa segar sekali. Kemudian kami melanjutkan untuk meuju puncak. Setelah sampai puncak, kami lega. Ternyata Pemandangannya aduhai…indah, beatuful bangate pokoknya. Kami mendirikan tenda diatas. Saat itu puncak sedang tidak ada pengunjungnya sama sekalis ehingga kami bisa sesuka hati melakukan apapun di puncak. Dari puncak argo piloso tersebut kami bisa melihat “puncak 29” yang terlihat sudah agak gundul. Kami pun berfoto bersama dengan gaya-gaya konyol dan narsis. Aku melihat orang yang paling aneh saat itu adalah pindi, dia cewk yang tangguh dan penikmat alam sejati. Walaupun panas dia duduk terdiam sambil menikmati danau yang terlihat. Sementara pasangan “pra wedding” dika n adil entah mereka sedang apa,,,aku pun menikmati pemandangan. Setelah puas kemudian kami turun. Jalan turun terlihat lebih ngeri….aku melepas sepatuku, dan hanya beralaskan kaos kaki karena jalannya licin dan penuh akar-akar. Herannya lagi…posisi badan kami sama seperti naik tadi kalau nauk kan seperti climbing nah sekarang bagaikan repling dengan akar sebagai talinya. Asyikkkk pokoknya………….kalau memang kita petualang lho, tapi bagi yang belum pernah,,,wah bakalan pingsan dan tidak mau turun kali…he…he. Yang lebih uka-uka lagi ternyata kanan-kiri jalan yang kami lewati malam tadi ada kuburan….pantesan baunya wangi banget..hiiiiiiiii……..,,,,,,wah pokoknya tidak rugu dech ke ARGO PILOSO.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Argo Piloso sangat menantang....puncaknya berkabut...kalau malam sangat mantaaap...pokoke ada semua di argo piloso...